Beritainhu.co,INHU - Tak bisa dipungkiri pada saat wisuda dan acara perpisahan sekolah, air mata puluhan orang tua siswa dan siswi Madrasah Aliyah Plus Keterampilan Azdqia Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal terlihat jelas menetes dan membasahi pipi mereka.
Itu terjadi ketika 50 siswa kelas Xll melakukan sungkeman sebagai ucapan terima kasih kepada para orang tua dalam kegiatan perpisahan dan wisuda, di MA Azdqia tersebut, Senin 15 Mei 2023.
Sungkeman dilakukan setelah para siswa turun dari panggung usai prosesi wisuda. Sang ibu atau ayah dari orang tua siswa duduk di atas kursi yang telah disediakan oleh pihak madrasah. Ketika turun panggung, para siswa langsung berdiri di depan orang tuanya sambil menunggu temannya yang lain selesai diwisuda.
Setelah itu para siswa bersama-sama duduk bersimpuh di hadapan ibu atau ayah mereka sambil mencium tangannya. Ketika saat itulah momen momen antara bahagia, haru bercampur sedih yang terjadi pada siswa/i kelas Xll MA Azdqia.
Tapi ada satu momen pada saat itu yang paling menyayat hati menusuk qolbu pada sebagian yang hadir di acara perpisahan itu. Seorang siswa setelah dilakukan proses wisuda, disaat para siswa lainnya melakukan sembah sungkem kepada orang tua mereka, namun siswa ini hanya berdiri di depan kursi kosong dengan wajah tertunduk lesu dan berurai air mata, sehingga mengundang perhatian sebagian yang hadir pada saat itu termasuk Ibu Kepala Madrasah Nurmayani.
Setelah menyaksikan pada diri siswa tersebut Bu Maya sapaan akrab Kamad yang murah senyum ini langsung menghampiri," Ketika pas acara proses sungkeman antara siswa dan orang tua,
saya lihat dia berdiri dengan kursi kosong di depannya yang seharusnya di tempati oleh orang tuanya. Awalnya saya lihatin aja, dalam hati saya kenapa dia berdiri, sedangkan kawan-kawananya pada sungkem ke orang tua masing-masing.
" Kemudian saya deketin dan saya pegang lengannya dengan lembut, di situ dia tidak bisa membendung kesedihannya,
saya juga jadi ikut terharu dan nangis," ujar Bu Maya mengisahkan.
Selanjutnya cerita Bu Maya, "Kemudian saya mengisi kursi kosong itu pak, dengan jalan perlahan diapun bisa sungkem dengan saya sebagai pengganti orang tuanya, sambil saya bertanya, kemana orang tua mu nak, ko tidak mendampingimu di momen yang sangat dinantikan oleh orangtua?
Lalu si siswa menjawab dengan Isak tangis yang membuat hati saya menjadi trenyuh," Bapak sakit Bu, sedangkan mamak saya bekerja," ucap siswa yang mempunyai nama Hendra Pratnomo dengan raut sedih dan haru.
Kembali dengan perasaan haru, saya sebagai seorang wanita tidak bisa membendung kesedihan ini, tak terasa airmatapun mengalir lagi, tidak bisa menyembunyikan keharuan dan kesedihan ini, ucap Bu Maya mengenang kejadian pada waktu itu.
Poses sungkeman ini berlangsung kurang lebih 30 menit. Baik siswa maupun orang tua juga para guru tidak ada yang tidak berurai air mata bahkan ada yang sampai tersedu-sedu," cerita Kepala MA Azdqia Nurmayani melanjutkan.
Dikatakan Nurmayani, apa yang dilakukan terhadap orang tua sampai kapanpun tidak akan pernah terbalas. Jadi, para siswa diingatkan untuk selalu berbakti dan jangan pernah malu membantu kedua orang tua.
"Muliakanlah orang tua kalian, karena memuliakan mereka adalah salah satu jalan yang dapat menghantarkan kalian menuju kesuksesan dunia akhirat," katanya menutup.***