Beritainhu.co - Budaya Arisan daging secara rutin sudah dilakukan sejak beberapa tahun kebelang, khususnya di kalangan masyarakat desa Tani Makmur, Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragi Hulu, untuk kebutuhan lebaran. Warga secara bergotong royong akan menyembelih sapi untuk memenuhi kebutuhan daging menyambut Lebaran Idul Fitri.
Mulanya arisan daging tersebut di mulai setelah hari raya selesai, dan uangnya biasanya dikumpulkan di tempat ketua arisan. Untuk pembayarannya berpareasi ada yang seminggu sekali, setengah bulan dan satu bulan sekali, bahkan kalau mampu bisa dibayar sekaligus.
Untuk lebaran tahun ini hari raya Idul Fitri 1443 H, perorangnya dipatok Rp700 ribu sesuai dengan harga sapi di pasaran. Sedangkan untuk 1 ekor sapi diikuti oleh 20 orang yang arisan.
Istilah arisan daging berasal dari kata patungan yakni beberapa orang yang mengumpulkan sejumlah uang untuk membeli sapi. Setelah disembelih, secara bersama - sama anggota arisan. Daging kemudian ditimbang dibagi rata untuk semua anggota.
Tukiman salah seorang anggota arisan daging saat ditemui Beritainhu.co ,Ahad (1/5) menceritakan, masyarakat di sini (Tani Makmur) sudah rutinitas setiap tahunnya melakukan arisan daging. Bahkan anggotanya bukan saja dari desa itu sendiri melainkan ada juga yang ikut dari desa luar.
"Mengikuti arisan daging ini banyak untungnya, apalagi sekarang ini jelang lebaran harga daging sapi di pasaran cukup tinggi sampai tembus Rp170 ribu per kilonya,” sebut Tukuman.